a. Bangsa Aborigin
Aborigin merupakan penduduk asli benua Australia. Aborigin Australia
adalah istilah yang umum digunakan untuk merujuk pada orang-orang Aborigin dan
penduduk pulau dari Selat Torres. Penduduk pribumi ini membentuk 2,4% dari
populasi modern Australia. Mereka tinggal di daratan Australia, Tasmania, dan
pulau-pulau sekitarnya. Diyakini suku Aborigin menempati Australia dan pulau
sekitarnya hampir sejak 70.000 tahun yang lalu.
Penduduk pribumi ini berbicara lebih dari 250 bahasa dan dialek yang
berbeda dan dianggap sebagai 20 jenis bahasa di dunia yang terancam punah.
b. Budaya
Aborigin
Etnik
Aborigin yang hidup di Australia ini mengembangkan kebudayaan sendiri
berdasarkan kondisi lingkungan alam di mana mereka hidup. Mereka hidup dengan
cara berburu dan mengumpulkan makanan (food gathering) dan ini sudah
dipertahankan semenjak beribu-ribu tahun sebelum kedatangan bangsa kulit putih.
Mereka tidak mengenal pertanian, karena, disamping faktor lingkungan alam yang
kurang mendukung untuk diolah menjadi lahan pertanian, juga disebabkan oleh
tidak adanya bibit tanaman untuk pertanian. Kenyataan ini ternyata dapat mereka
pertahankan dalam waktu yang lama, karena cara ini mereka anggap paling
effesien dalam memanfaatkan alam sebagai sumber kehidupan. Orang Aborigin menganggap diri mereka adalah
bahagian dari alam dan semua benda-benda alam seperti binatang dan
tumbuh-tumbuhan, menurut mereka, mempunyai sifat yang sama dengan manusia. Oleh
karenanya dalam tradisi Aborigin sangat dipentingkan menjaga keharmonisan alam.
Dalam mengumpulkan bahan makanan dan berburu mereka selalu menjaga keseimbangan alam serta
mampu memelihara sumber kehidupan. Sehingga dengan demikian persediaan sumber
itu selalu terjamin.
Salah satu budaya
yang terkenal dari suku Aborigin adalah senjata
berburu yang sering mereka gunakan, yaitu Boomerang. Senjata ini sangatlah unik
karena setelah dilempar jauh,dapat kembali lagi, senjata ini sering digunakan
untuk berburu di hutan maupun padang savannah. Dalam kehidupan sehari-hari suku
Aborigin memang di habiskan untuk berburu binatang liar seperti Kanguru
(binatang khas Australia), selain menggunakan Boomerang mereka juga menggunakan
senjata-senjata tradisional seperti tombak dan panah. Di saat musim dingin suku
Aborigin menggunakan pakaian yang terbuat dari kulit kanguru. Bagi orang-orang
Aborigin yang masih hidup secara tradisional, mereka tidak pernah mengenal
bercocok tanam dan memelihara ternak, itulah sebabnya kelompok mereka tidak
pernah pergi jauh dari sumber air maupun sungai. Tempat tinggalnya pun masih bersifat nomanden
atau berpindah-pindah, rumah yang dibuatnya pun sangat sederhana dan hanya
terbuat dari ranting-ranting pohon dan daun-daun yang di susun. Dalam kehidupan bersosial antar suku, sebuah
kelompok Aborigin diketuai oleh seorang pemimpin suku, ketua suku tersebut juga
merangkap jabatan sebagai dukun atau tabib, dan turut memimpin dalam
ritual-ritual adat maupun acara perkawinan.
Suku Aborigin sendiri
terbagi atas banyak kelompok menurut wilayah yang mereka tinggali, diantaranya
adalah Aborigin Bama di wilayah Queensland, Aborigin Koori di wilayah New south
Wales dan Victoria, Aborigin Murri di wilayah Queensland selatan, Aborigin
Noongar di wilayah selatan bagian Australia barat, Aborigin Nunga di wilayah
Australia selatan, Aborigin Anangu di wilayah dekat perbatasan Australia
selatan dan barat, serta Aborigin Palawah yang tinggal di pulau Tasmania.
Komunitas Aborigin terbanyak ialah Aborigin Anangu yang memiliki populasi 32,5%
dari seluruh orang Aborigin di Australia, namun jika dihitung keseluruhan
dengan penduduk Australia suku Aborigin hanya berjumlah 517.000 jiwa dan jika
di persentasi hanya 2,3%.
c. Bahasa
Aborigin Australia menampilkan beragam pola pengelompokan
linguistik. Hal ini menampakan adanya variasi prakti-praktik budaya yang
beragam, meskipun terkadang menujukan adanya tanda-tanda kesamaan. Pada data
sensus menunjukan bahwa 72% Aborigin mempraktikan ajaran Kristen meskipun tidak
sama persis, sementara 16% tidak menganut agama apapun. Saat ini terjadi
peningkatan jumlah anggota masyarakat yang mengikuti ajaran Islam. Di antara
suku Aborigin Australia, nilai-nilai religius dan tradisi lisan biasanya
berdasarkan pada penghormatan terhadap pulau dan alam sekitar yang menjadi
tempat tinggal mereka. Pada masa sebelumnya, kelompok yang berbeda menampilkan
budaya, kepercayaan, dan bahasa sendiri.
d. Tradisi
Menurut
tradisi orang-orang Aborigin, tanah adalah merupakan bahagian yang sangat
penting dalam kehidupan mereka. Tanah adalah suatu yang bersifat sakral,
pemilikan atas tanah adalah mutlak untuk menjaga keharmonisan jagad raya.
Sebelum kedatangan orang Eropa, hampir semua daratan Australia telah dipatok
menjadi wilayah-wilayah suci setiap suku Aborigin. Wilayah dan batas-batasnya (border)
mereka ingat dengan baik melalui balada-balada, karena mereka memang tidak
melakukan pencatatan tertulis untuk itu. Di wilayah-wilayah itulah mereka
melakukan segala kegiatan mulai dari berburu, mengumpul bahan makanan dan
melaksanakan upacara-upacara keagamaan. Setiap border biasanya didiami oleh
satu suku Aborigin yang masing masing memiliki spesifikasi budaya dan bahasa
yang berbeda-beda.
e. Sistem Kepercayaan dan Ajaran
Dreamtime atau Masa Impian
adalah ‘masa sebelum waktu’ penciptaan dunia yang sakral. Menurut
kepercayaan Aborigin, para leluhur roh totem muncul dari bumi dan turun dari
langit untuk membangunkan sebuah dunia yang gelap dan sunyi. Mereka menciptakan
matahari, bulan dan bintang, membentuk gunung, sungai, pohon dan mata air, lalu
berubah menjadi manusia dan hewan. Para leluhur roh ini menghubungkan
masa lalu purba dengan masa sekarang dan masa depan melalui segala aspek budaya
Aborigin.
Orang-orang
Aborigin memiliki sistem kepercayaan "dream time". Mereka percaya kepada arwah
nenek moyang dan percaya kepada kekuatan-kekuatan magic yang dimiliki oleh alam
terutama binatang. Disamping itu mereka juga dikenal sebagai pembuat obat yang
diolah dari sumber-sumber alam. Hidup orang-orang Aborigin dikenal sebagai
serba upacara. Hal itu mereka anggap penting dalam setiap pelaksanaan pekerjaan
seperti perkawinan, kematian, kelahiran dan sebagainya. Peranan orang tua
sangat menentukan dalam sistem kehidupan orang-orang Aborigin. Dewan Orang Tua (Council of
Elders) berperan terutama dalam menentukan perang antar suku, upacara
kelahiran, sunatan (inisiasi), keuntungan, pembagian makanan dan upacara
kematian. Nuansa sakral sangat dominan terlihat dalam kesenian Aborigin. Hal
ini dibuktikan dengan ragam kesenian visual yang
dihasilkan seperti lukisan, cukilan,
goresan dan kerajinan menjalin serat (Kitley, 1994;391). Kebanyakan ekspressi
kesenian itu dihubungkan dengan arwah para leluhur mereka. Cukilan pada batu
dan kayu merupakan peninggalan kesenian dekoratif tertua seperti yang terdapat
di kepulauan Melville dan Bathrust yang digunakan untuk dekorasi-dekorasi
makam. Orang-orang Aborigin juga sangat dikenal dengan lukisan mereka. Yang
paling spesifik dari lukisan itu adalah media lukis yang digunakan yaitu zat
pewarna yang alamiah. Pewarna ini mereka olah sendiri dengan menggunakan
bahan-bahan murni dari alam (terutama tumbuh-tumbuhan).
f. Rituala Adat Aborigin
f. Rituala Adat Aborigin
Sebenarnya Suku Aborigin memiliki banyak ritual dalam kehidupannya,
namun ada dua hal yang sangat sakral dan menonjol yaitu sebagai berikut :
§
Pemakaman
Suku Aborigin memiliki metode tersendiri tentang tatacara prosesi kematian. Mereka mempunyai metode utama menguburkan orang mati dengan cara di makamkan di atas pohon (tree burial) Dalam kebudayaan suku Aborigin Australia, untuk menghormati siklus kehidupan mereka melakukan upacara pemakaman dengan menaruh jasad dari orang yang sudah meninggal diatas pohon-pohon besar. Upacara ini disertai dengan tari-tarian untuk membuat arwah orang yang meninggal tenang. Setelah beberapa bulan bahkan tahun, tulang ini akan diwarnai dan digunakan untuk upacara sakral untuk menghormati arwah nenek moyang mereka.
Suku Aborigin memiliki metode tersendiri tentang tatacara prosesi kematian. Mereka mempunyai metode utama menguburkan orang mati dengan cara di makamkan di atas pohon (tree burial) Dalam kebudayaan suku Aborigin Australia, untuk menghormati siklus kehidupan mereka melakukan upacara pemakaman dengan menaruh jasad dari orang yang sudah meninggal diatas pohon-pohon besar. Upacara ini disertai dengan tari-tarian untuk membuat arwah orang yang meninggal tenang. Setelah beberapa bulan bahkan tahun, tulang ini akan diwarnai dan digunakan untuk upacara sakral untuk menghormati arwah nenek moyang mereka.
§
Sunat
Ritual Sunat Suku Mardudjara suku Aborigin Australia. Ritual sunat bagi suku Mardudjara agak sedikit berbeda dari biasanya. Ketika para pemuda suku Mardudjara sudah mendekati umur dewasa, para pemuda tersebut di haruskan bersunat, yaitu sekitar umur 15 - 16 tahun. Dalam ritual sunat ini sang pemuda ditelentangkan di dekat api unggun, kemudian dada si pemuda tersebut di duduki oleh kepala suku dengan menghadap ke arah kemaluan si pemuda tersebut. Kemudian kulit kemaluannya di potong dengan menggunakan pisau yang sudah dijampi-jampi. Setelah proses pemotongan tersebut selesai si kepala suku memerintahkan si pemuda untuk membuka mulut dan kemudian si pemuda di haruskan menelan kulit kemaluannya sendiri tanpa harus dikunyah.
Ritual Sunat Suku Mardudjara suku Aborigin Australia. Ritual sunat bagi suku Mardudjara agak sedikit berbeda dari biasanya. Ketika para pemuda suku Mardudjara sudah mendekati umur dewasa, para pemuda tersebut di haruskan bersunat, yaitu sekitar umur 15 - 16 tahun. Dalam ritual sunat ini sang pemuda ditelentangkan di dekat api unggun, kemudian dada si pemuda tersebut di duduki oleh kepala suku dengan menghadap ke arah kemaluan si pemuda tersebut. Kemudian kulit kemaluannya di potong dengan menggunakan pisau yang sudah dijampi-jampi. Setelah proses pemotongan tersebut selesai si kepala suku memerintahkan si pemuda untuk membuka mulut dan kemudian si pemuda di haruskan menelan kulit kemaluannya sendiri tanpa harus dikunyah.
g . Seni dan
Lukisan Aborigin Australia
Kebudayaan Australia kaya akan tradisi seni Aborigin. Bentuk kesenian
Aborigin mengingatkan kembali ke masa lebih dari ribuan tahun yang lalu. Seni
pahat batuan dan lukisan kulit kayu yang menampilkan kehidupan Aborigin yang
selaras dengan alam. Hubungan anatara masyarakat Aborigin dan lingkungannya
paling terlihat dalam penggunaan warna alami dalam lukisan yang sebagian besar
terbuat dari oker (0cher).
·
Ada
beberapa ajang dan festival Aborigin di Australia, seperti :
ü Festival Yabun
ü Saltwater Freshwater
ü Festival Spirit
ü Festival Yalukit Willam Ngargee Indigenius
Art & Cultural
ü Message Sticks
ü Ord Valley Muster
ü Laura Aboriginal Dance
ü Festival Mowanjum
ü Walking With Spirit
ü Darwin Aboriginal Art Fair
ü Cairns Indigenous Art Fair
ü Gunbalanya ‘Stone Country’
ü Aboriginal and Torres Strait Islander
Art Award
ü Alice Desert Festival
ü Desert Mob, dll
Seni Cadas, kerajinan dan lukisan kulit pohon
mengungkap kisah-kisah Masa Impian ini, menandai batas-batas kawasan dan
mencatat sejarah, sedangkan lagu-lagu berkisah tentang perjalanan Masa Impian,
secara lisan memetakan sumber-sumber air dan tanda-tanda alam yang penting
lainnya. Lirik-lirik khusus di dalam lagu ini telah diturunkan nyaris tak
berubah dari generasi ke generasi selama lebih dari 50.000 tahun, dan sering
kali diiringi clapstick atau dentaman rendah dari didgeridoo. Demikian
pula, tari-tarian tradisional mengungkap mitos-mitos penciptaan, menampilkan
lakon para pahlawan di Masa Impian, dan bahkan kejadian-kejadian bersejarah
yang baru terjadi.
B. Perkembangan
§
Multikulturalisme
Kedatangan bangsa kulit putih di benua Australia
telah membawa implikasi-implikasi terhadap tatanan tradisional etnik pemukim
asli, sebagaimana telah dikemukakan pada tulisan terdahulu. Akan tetapi
eksploitasi terhadap
sumber kekayaan alam yang berlangsung kemudian telah memunculkan
perubahan-perubahan besar dalam berbagai lapangan kehidupan. Dengan dibukanya ladang-ladang emas di daerah-daerah
pertambangan seperti di Victoria, New South Wales dan Australia Barat, telah
meningkatkan taraf perekonomian masyarakat. Seiring dengan meningkatnya
pendapatan perkapita penduduk, kemampuan daya beli masyarakat tentunya
bertambah yang berakibat terhadap peningkatan import ke wilayah ini. Ini
berarti bertambah pula income negara dari sektor impor itu.
Peningkatan-peningkatan income negara telah memberi peluang untuk dibangunnya
secara efektif sarana-sarana perekonomian seperti transportasi, sarana
pendidikan, jalan-jalan dsb. Jalan kereta api dari Melbourne ke William Town
dibangun pada tahun 1854, setahun setelah itu dibangun pula jalan kereta api
yang menghubungkan wilayah pedalaman Sydney. Efektifitas pembangunan sarana
transportasi ini sekaligus juga membawa dampak terhadap intensifnya eksploitasi
sumber daya alam lainnya terutama pertanian. Dampak penemuan
emas ini ternyata juga berpengaruh pada peningkatan imigran yang datang ke
Australia, seperti dari Cina, Asia, Jepang dll. Dengan demikian pertumbuhan
penduduk semakin meningkat pesat. Imigrasi tidak hanya berdampak terhadap
pertambahan jumlah penduduk, akan tetapi juga semakin beragamnya ras dan budaya
yang terdapat di Australia. Akibat dari ini semua adalah timbulnya perpecahan
dikalangan masyarakat, terutama antar ras, seperti pengalaman-pengalaman di
beberapa tambang Victoria pada tahun 1957. Pada tahun itu jumlah orang Cina di
sini mencapai 23.623. Jumlah ini sangat mengkhawatirkan orang-orang Eropa.
Kekhawatiran ini lah yang menyebabkan parlemen Victoria dan New South Wales
akhirnya mengesahkan undang-undang untuk membatasi masuknya orang-orang Cina
(cf. Manning Clark,1981,Chpt.7).
Dengan semakin heterogennya masyarakat yang
disertai meningkatnya mobilitas sosial dan taraf pendidikan mereka, pada
akhirnya menimbulkan implikasi-implikasi terhadap munculnya kesadaran politik
warga negara. Warga imigran makin menyadari hak-hak politiknya. Mereka enggan
membayar pajak tanpa melalui persetujuan dari perwakilannya di Parlemen. Hal ini
pada akhirnya mempengaruhi kebijaksanaan dan konstitusi pemerintahan Australia,
seperti pengangkatan anggota upper house dari orang-orang kaya, pemilik tanah dan
orang-orang yang berpendidikan. Sementara itu para pemilik tanah dan golongan
konservatif menuntut agar konstitusi mencerminkan kepentingan-kepentingan besar
dalam masyarakat. Tuntutan inipun akhirnya disetujui parlemen. Berkaitan dengan hal yang dikemukakan itu, terjadi pula beberapa pemberontakan seperti Ballarat dengan Eureka Stockade. Meskipun
pemberontakan ini mengalami kegagalan, namun pemerintahan Inggris akhirnya
membentuk sebuah parlemen di Victoria atas dasar pemungutan suara. Pembentukan
parlemen ini mendorong koloni-koloni lainnya untuk berusaha memisahkan diri
dari pemerintahan pusat. Ini menjadi persoalan-persoalan yang tidak mudah dalam
mewujudkan sebuah republik yang bersatu.Pandangan Geoffrey Dutton mengenai
"Republik Australia" dapat ditangkap melalui artikelnya yang dimuat
dalam buku yang diedit oleh Arnold cs. sebagai berikut : setidaknya apa yang
menggejala dalam kehidupan masyarakat Australia saat ini adalah ketidaksenangan
terhadap pemerintahan Inggris. Ia menegaskan bahwa tidak semua orang menganggap
bahwa Inggris adalah “rumah”, suatu bukti bahwa Inggris tidak lagi dapat
menawarkan kekuatan militer bagi Australia demikianpun kekuatan ekonomi, moral
dan budaya. Kewibawaan Ratu Inggris mulai pudar dikalangan rakyat Australia.
Menurutnya sikap kolonial hanya diperlihatkan oleh manifestasi kebudayaan lama
dan absurd. Dari apa yang kita tangkap dalam tulisan Dutton ini ialah sikap
mendukung terhadap keharusan Australia menjadi sebuah republik, namun begitu
komplitnya masalah Australia, ia meragukan akan terwujudnya Republik Australia.
Multikulturalisme,
kemudian menjadi gagasan yang muncul untuk mengatasi heterogenitas etnis yang
terdiri dari berbagai etnis dengan latar belakang budaya yang berbeda. Upaya
untuk penyatuan pola budaya ini semula sudah dirintis melalui gagasan asimilasi
dan integrasi dalam rangka mencegah perpecahan antar etnis di Australia. Akan
tetapi kemudian gagasan ini mendapat tantangan dari berbagai fihak terutama pihak
politisi sayap kanan. Gagasan multikulturalisme yang kemudian diperkenalkan,
dalam konteks yang sesungguhnya adalah legitimasi hak atas berkembangnya
berbagai kultur di Australia secara sama. Namun dalam prakteknya gagasan
multikulturalisme ini hanya menekankan aspek kultural semata tanpa dibarengi
dengan pandangan yang sama terhadap kesempatan kerja. Sehingga, gagasan ini,
oleh sementara pihak hanya dianggap sebagai upaya radikal untuk mempromosikan
kepentingan etnis tertentu saja. Pada akhir tahun 1940an, ketika Australia membuka pintunya
terhadap para imigran-imigran non British dan mengizinkan mereka tinggal dan
menetap, beberapa persyaratan ditetapkan untuk mengasimilasikan mereka agar
menjadi warga Australia yang sesungguhnya dan dapat melupakan kebudayaan asli
mereka. Ketika imigran-imigran pertama yang berasal dari Itali dan Greek pada
akhir tahun 1940 masuk ke Australia, mereka mengalami diskriminasi rasial dari
orang-orang Inggris dan Irlandia. Para imigran ini mencoba untuk menguasai
bahasa Inggeris serta meniru pola hidup orang Australia. Ini dianggap suatu
cara asimilasi yang kemudian sangat bermanfaat ketika kebijakan White
Australia dijalankan, namun tidak demikian halnya dengan asimilasi untuk
imigran dari Asia dan Afrika karena perbedaan fisik mereka dengan orang
Australia sangat menonjol Setelah Perang
Dunia Kedua, karena pertimbangan-pertimbangan pertahanan Australia, maka
kebijaksanaan White Australia ditinjau kembali.
C. Kesimpulan
Ragam budaya menjadikan kita tahu akan sesuatu
sejarah panjang yang tidak bisa dihilangkan atau dihapuskan, bangsa asli kulit
hitam Aborigin di Australia ini menjadi saksi bahwasanya sejarah tidak akan
pernah bisa di musnahkan walau zaman yang semakin canggih melanda negrinya
mereka dengan segala keyakinan nya mempertahankan kebudayaan dan tradisi asli
sampai akhir hayatnya.
Aborigin adalah sebuah kelompok masyarakat yang
memeiliki banyak misteri keindahan tersendiri dari segi kepercayaannya yang
masih animisme, praktek kegamaan seperti Sunat, dan pemakamannya yang berbeda
juga kebudayaan dan seni yang sangat unik yang sudah semestinya dapat dilestarikan
agar tidah punah begitu saja oleh penguasa zaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar