Rabu, 05 Juni 2013

Responding Paper Agama Sikh


Agama Sikh lahir dan mulai berkembang bersamaan waktunya dengan kelahiran agama Protestan di Eropa, yaitu di akhir abad ke-19 M. Guru Nanak sendiri hanya empat belas tahun lebih tua dari pada Martin Luther, pendiri Agama Protestan itu. motivasi kelahirannya juga senada dengan kelahiran Protestan. Kalau Protestan lahir sebagai reaksi terhadap eksistensi dan kekuasaan gereja Katolik Roma di daratan Eropa, maka Agama Sikh lahir sebagai reaksi terhadap Agama Brahma atau Hinduisme.
Agama Sikh semenjak kelahirannya sekitar lima abad yang lalu, sampai sekarang masih tetap menarik perhatian para peminat penelitian agama. Hal ini bukan saja karena keunikan tokoh pendirinya, perjalanan sejarah perkembangannya dan seluk-beluk hubungannya dengan berbagai agama lain, tetapi juga karena peristiwa-peristiwa sejarah, baik yang bersifat keagamaan maupun politik, yang langsung diperankannya.
Sikh berarti murid, dan Sikha berarti murid atau pengikut Sikh. Ada juga yang mengartikan Sikh sebagai “suatu masyarakat agama di India dan Pakistan” atau suatu sekte keagamaan yang berasal dari penyelewengan terhadap “Bramanis-Hinduisme.” Agama Sikh dikatakan juga sebagai agama “sinkretis” karena ia didirikan dengan maksud “memperdamaikan antara Islam dan Hinduisme.”
Pengikut Guru Nanak, pendiri agama Sikh, yang beragama Hindu tidak dianggap sebagai penganut politeisme, karena mereka mengatakan bahwa mereka adalah penganut kepercayaan yang monoteis. Kenyataan ini dapat dianggap sebgaai pertanda bahwa agama Sikh lebih merupakan agama yang mencoba menyatukan ajaran monoteis Islam dengan politeis Hinduisme. Oleh sebab itu, dari satu segi, adalah menrik juga kalau banyak di antara penulis biografi Guru Nanak menganggap Sikh sebagai suatu agama damai atau agama kedamaian, sementara, dari segi lain, orang dapat menyangkal pandangan ini.
agama Sikh bukan Hinduisme dan bukan pula Islam. agama tersebut adalah “Agama Guru dan Murid.” Pada waktu Nanak pergi naik haji ke Mekah, pakaian umrah yang dikenakannya berwarna biru, menyalahi pakaian umrah yang biasa berlaku, yaitu putih. Nanak sendiri pada waktu umrah berlagak seperti seorang darwis atau fakir yang minta-minta. Ketika ia pergi ke Ceylon, raja Ceylon saat itu ingin mendapatkan kepastian tentang agama Nanak : apakah Muslim atau Hindu. Nanak mengaggap dirinya sungguh-sungguh telah menjadi seorang guru yang mengajarkan suatu agama atau kepercayaan baru, yaitu “Tidak ada Hindu dan Tidah ada Muslim.
agama Sikh mengalami perjalanan sejarah yang ironis. Bersamaan dengan perjalanan waktu yang dilalui orang-orang Sikh yang menyebut diri mereka sebagai pengikut setia Guru Nanak, mulai semakin dekat kepada Hinduisme dan sebaliknya semakin asing dari Islam. Hal ini dimungkinkan oleh adanya tiga faktor utama:
1.      Setelah Nanak meninggal dunia banyak pengikut Nanak menghimpun diri dalam satu golongan atau sekte tersendiri, meskipun Guru Nanak tidak secara terang-terangan menyatakan telah membawa agama baru dan tidak membentuk satu masyarakat terpisah dari penganut-penganut agama lain.
2.      Kebanyakan dari pengikut agama Sikh berasal dari penganut agama Hindu yang masih mengikuti ajaran dan praktek keagamaan yang lama. Mereka juga lebih dekat dengan hubungannya dengan agama lainnya daripada Islam.
3.      Konflik-konflik politik antara kaum Sikh dengan penguasa kerajaan Mongol membuat mereka benci kepada Islam dan umat Islam pada umumnya. Oleh karena itu mereka lebih dekat dengan orang-orang Hindu dan menjadikannya satu sekte dari Hinduisme. Hal ini terlihat setelah Sikh berada di bawah kepemimpinan guru ke lima mereka.

Berikut adalah sepuluh urutan masing-masing guru Sikh beserta peranan masing-masing dalam perjalanan sejarah agama Sikh:
1.      Guru Nanak, dianggap sebagai pendiri agama Sikh. Riwayat hidupnya sudah diuraikan.
2.      Guru Angarh (1539-1552)
3.      Amar Das (1552-1574)
4.      Ram Das (1574-1581)
5.      Arjun (1581-1606)
6.      Har Gobind (1606-1645)
7.      Har Rai (1645-1661)
8.      Hari Krishen (1661-1664)
9.      Tegh Bahadur (1664-1675)
10.  Govind Singh (1675-1708)
1.      Ajaran dan Praktek Keagamaan 

A.    Ajaran Agama Sikh
1.      Tentang Tuhan Yang Maha Esa
2.      Tentang Sabda adalah Kata Tuhan
3.      Tentang Guru sebagai Penuntun Hidup Abadi
4.      Tentang Praktek Spirituil (Sadhana)

B.     Kitab Suci Agama Sikh
1.      Adi Granth
2.      Dasam Granth

C.    Praktek Keagamaan Sikh
Agama Sikh tidak banyak merumuskan upacara ibadat. Ibadat yang paling pokok adalah semadi dalam rangka mengingat Tuhan untuk menyucikan rohani dari pengaruh-pengaruh yang menjauhkan manusia dari Tuhan.
Nama Tuhan yang Murni diwujudkan dalam bentuk jamaah yang oleh mereka disebut dengan Khalsa Panth (Jalan Yang Murni). Orang yang sudah menempuh jalan ini, artinya sudah menjadi anggotanya melalui sakramen atau baptis, akan memperoleh status sebagai “orang yang suci murni.”
Tidak semua kaim Sikh mengakui dan mau menerima upacara sakramen dalam bentuk pembaptisan ini. Mereka menganggap bahwa baptis atau sakramen bukan ajaran Nanak. Mereka tetap mengutamakan semadi dan ketentraman jiwa dalam ibadat. Mereka disebut Sahajdharis atau “orang yang hidup tentram.”
Akhirnya perlu dilihat kembali keyakinan dan kecenderungan Nanak sendiri selama dia bersentuhan dengan berbagai ajaran agam yang dianut oleh masyarakat India, terutama agama Hindu dan Islam.
Ibadat-ibadat Hindu jelas ditolak semuanya oleh Nanak, tapi ibadat-ibadat Islam juga tidak ada yang ditetapkannya sebagai ibadat kaum Sikh. Jalan semadi dan zikir yang diutamakannya untuk menyembah Tuhan adalah merupakan jalan mistik yang paling populer dalam semua agama. Melalui jalan mistik semua agama bertemu, sehingga benar kiranya bila dikatakan bahwa agam Sikh yang didirikan oleh Nanak merupakan agama mistik sinkretis.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar