Agama Zoroaster
dinisbahkan kepada seorang nabi kuno asal Persia bernama Zarathustra yang hidup
sepanjang tahu 674-551 SM. Keyakinan agama Zoroaster meliputi aspek monoteisme
dan paganisme sekaligus. Mulanya, keyakinan zoroater hanya mencakup monoteisme
saja. Namun seiring perkembangannya, keyakinan agama ini juga meliputi
paganisme.prof. Dr. Ali Abdul Wahid Wafi, seorang sarjanawan muslim
kontemporer, mengatakan bahwa Zarathustra menyerukan ajaran monoteisme untk
menyembah Tuhan yang tunggal, pencipta segala sesuatu dan segala alam, baik
yang berupa esensi(ruh) maupun materi(maddah). Dia menyebut Tuhan yang satu itu
dengan nama “Ahura Mazda”.
Penganut dan Perkembangan Agama Zoroaster
Sebelum Zarathustra lahir, agama bangsa
persi adalah bersumber pada ajaran polytheisme, paganism, dan animism. Tidak
heran jika dakwahnya pada peride pertama selama 12 tahun di media mendapat
tantangan hebat dari masyarakat. Hamper-hampir terjadi pembunuhan terhadap
dirinya hal ini disebabkan karena ajaran Zarathustra dipandang sangat
berlawanan dengan agama mereka anut sat itu. Boleh dikatakan bahwa Zarathsutra
tahap pertama ini gagal, sebab hanya memperoleh jumlah pengikut yang sangat
sedikit. Baru setelah ia pindah ke Chorsma(qazam)dimana raja Chorazma yang
sangat bernama hestapes(menurut ejaan latin) atau Vitaspa(menurut ejaan
palava)serta menterinya Yasasp yang mengawini adik kandungnya bernama pauron
chista, keduanya menjadi pengikut Zarathustra pada tahun 618 SM, maka barulah
agama Zarathustra memperoleh kemajuan perkembangan di daerah tersebut.
Dikalangan pengikutnya berkembang
suatu legenda bahwa Zarathustra adalah rasul Ahura mazda untuk menyebarkan
ajaran agamanya serta menyelenggarakan api upacara ke seluruh kerajaan Persia.
Atas dasar tugas kerasulan demikian itulah kemudian timbul perang antar
Zarathustra serta pengikut-pengikutnya di satu pihak dengan pengikut agama lama
dipihak lain.
Perang demikian dianggap suci oelh
karena itu merupakan perjuangan melawan kesesatan dan keberhalaan. Dalam perang
suci itulah Zarathustra meninggal dunia. beberapa puluh tahun kemudian
sepeninggalannya timbul cerita keajaiban seperti:ceritera tentang keajaiban
alam saat Zarathustra lahir, yaitu dunia goncang,orang buta menjadi sembuh,
orang lumpuh dapat berjalan kembali, iblis dan syaitan terkubur di bawah bumi,
dan sebagainya.
Menurut
penganut Zoroaster,Dzat Ahura mazda adalah esensi murni yang suci dari segala
bentuk materi, yang tak dapat dilihat oleh pandangan mata atau tidak dapat
ditangkap kedzatannya oleh akal manusia. Banyak dari manusia yang tidak mampu
mengimani dzat dengan sifat seperti ini, kecuali jika dzat tersebut dirumuskan
dan dijelmakan ke dalam sebuah rumusan yang bersifat material yang sekiranya
dapat ditangkap oleh akal manusia. Oleh karena itu zoroastrianisme pun membuat
rumusan tentang hakikat ketuhanan ahura mazda denga dua rumus penting.
Rumus pertama bersifat
transenden(samawi)yang disimbolkan dengan matahari, sedangkan rumus kedua
bersifat imanen (ardhi) yang disimbolkan dengan api. Keduanya adalah unsur yang
memancarkan cahaya, menerangi semesta,suci, serta tidak dapat terkontaminasi
oleh hal-hal yang buruk dan segala bentuk kerusakan. Kepada cahayalah kehidupan
semesta raya ini bergantung. Sifat inilah yang paling mendekati untuk
digambarkan oleh manusia akan sifat maha pencipta.
Kitab Suci Agama Zoroaster
Kitab
suci agam Zoroaster dikenal dengan nama Avesta. Ada tiga bagian di dalam kitab
ini:
(1). Gathas, berupa nyanyian yang secara
umum dapat dinisbahkan pada Zoroaster sendiri
(2). Yashts atau himne korban nyang
ditujukan kepada berbagai macam dewa.
(3).
Vendidat atau videdat,” aturan
melawan syetan” berupa sebuah risalah yang terutama menyangkut ketidakmurnian
ibadah dan perinsip dualism yang diperkenalkan oleh Zoroaster dan diuraikan
sangat panjang dalam bidang kehidupan praktis.
Ajaran dan kepercayaan agama
Zoroaster
Agama
indi iran, sebelum Zarathustra, menurut para penyelidik ahli sejarah banyak
persamaannya dengan agama vedda di india. Karena kedua agama tersebut berasal
dari satu rumpun kebangsaan yaitu bangsa indo jerman yang masuk atau menyerbu
india utara pada tahun 1500 SM. Persamaan tersebut dapat dibuktikan dalam
beberapa hal sebagai berikut:
a. Mengenal pemujaan terhadap dewa mithra
yaitu dewa matahari
Mengenal
pemujaan terhadap dewa varunna yaitu dewa laut
Mengenal
pemujaan terhadap dewa hauma yaitu dewa soma(nama tumbuh-tumbuhan)
b. Mengenal adany kasta, yaitu:
Kasta
kepala negara dan pendeta
Kasta
militer
Kasta
petani atau penggarap tanah
Sejak
semula Zarathustra menolak monotheisme dengan segala tradisinya baik dalam
bentuk upacara-upacara korban maupun sistem pemujaan. Sebaliknhya hanya satu
dewa yang dia pertahankan yaitu dewa asura atau dewa alam, selanjutnya dewa
asura disebut dewa ahueamazda oleh Zarathustra.
Walaupu ajaran Zarathustra berdasarkan monotheisme
yaitu mempercayai dan menyembah satu dewa Ahurmazda. Namun paham Zarathustra
masih terpengaruh oleh agama alamiah Persia yang bersifat panahesitis dan
berpaham magisme yaitu kepercayann terhadap kesatuan ndewa dengan alam semesta
yang menjelma dalam pribadi magi yakni pendeta tertinggi. Akan tetapi
Zarathustra berhasil mengangkat Ahuramazda pada kedudukan yang paling tinggi
diantara para dewa yang ada dalam agama Persia kuno. Yang dikenal dengan agama
magisme.
Ajaran
Zarathustra juga membenarkan adanya mahluk-mahluk suci yang bersifat pengasih,
penegak kesusilaan. Mahluk-mahluk suci membantu perjuangannya. Akan tetapi
setelah Zarathustra meninggal, kepercayaan kepada mahluk-mahluk suci tersebut
dirubah menjadi konsepsi kedewataan yang dihubungkan dengan penciptaan alam
yang terdiri dari 6 penciptaan benda-benda alam yaitu:
1. Asha
Vahista ialah dewa tata tretib dan kebenaran
yang indah digamabarkan sebagai dewa yang menguasai api
2. Vahu
Manah ialah dewa hati nurani baik atau god
mind digamabarkan sebagai api jantan
3. Keshatra
variya yaitu dewa yang mencintai dan menguasai
logam-logam
4. Spenta
Armaity yaitu dewa kebaktian yang maha pengasih
yang menguasai bumi dan tanah.
5. 5 dan 6 Haurvatat dan amerta yaitu dewa kebulatan dan kekekalan yang
menguasai air dan tumbuh-tumbuhan.
Prinsip
lain dari ajaran Zarathustra ialah kepercayaan adanya dua kekuatan alamiah yang
selalu berlawanan yaitu kekuatan kebaikan dan kejahatan. Dua kekuatan ini
sama-sama kuatnya an aling menaklukan. Asal-usul timbulnya pertentangan dua
kekuatan alamiah tersebut adalah bermula pada terciptanya 2(dua) jenis roh yang
berlawanan kekuatan.keduanya adalah putra Ahuramdza. Masing-masing disebut
angra Mainya(ahriman) dan Spenta Mainyu. Angra mainya(ahriman) memihak kepada
kerusakan, kejahatan, kedzaliman dan kekuatan syaitanserta keberhalaan
sedangkan roh spenta mainyu memihak kepada kebaikan sesuai dengan kehendak
ayahnya. Ahurmazda.
Tentang penciptaan alam
Agama
Zarathustra mengajarkan bahwa kekuatan moral dapat menguasai alam semesta ini.
Persaingan antar prinsip-prinsip baik dan buruk seperti terjadinya siang dan
malam dipandang sebagi keseluruhan sejarah semesta ini.
Menurut
ajaran Zarathustra ala mini sudah berusia 6000 tahun dan masih akan berusia
6000 tahun lagi atau usia ala mini 12.000 tahun lamanya. Sesudah 12000 tahun
itu terjadilah kiamat.
Masa
12.000 tahun ini dibagi dalam beberapa periode:
1. periode 3000 tahun yang pertama: yaitu
masa Ahurmazda menciptakan alam semesta ini dalam bentuk spiritual. Dalam
masa-masa ini Angra Mainyu, dewa kejahatan beserta 6 pembantu-pembantunya
menciptakan alam pula sebagai tandingan dari yang diciptakan oleh ahuramazda.
2. Peiode 3000 tahun yang ke dua:
Ahuramazda dan angra Mainyu saling berpacu dalam material, ternyata sama
kuatnya dan saling kalah mengalah kan. Itulah terjadinya gelap dan terang,
siang dan malam.
3. Peride 3000 tahun yang ke tiga:
Zarathustra menerima wahyu dan menyiarkan kepada umat manusia.
4. Periode 3000 tahun keempat: pada masa
ini tiap seribu tahun akan muncul seorang messiah atau (imam mahdi menurut
islam) yang disebut masing-masing Shaoshayant adalah keturunan Zarathustra.
Adapun Shaoshayant yang terakhir selain memimpin manusaia juga pembantuannya.
Setelah itu barulah terwujud perdamaian abadi dalam dunia material.
Manusia
Manusia
pada asalnya adalah wujud ghaib, dan rohnya dalam bentuk fravashi dan fravhr,
ada sebelum jasmaninya. Baik jasad maupun rohnya adalah ciptaan ohramzd, dan
roh itu tidak bersifat abadi. Manusia adalah milik tuhan dan kepadanya dia
kembali.
Etika
Sebagian
besar ajaran agama Zoroaster adalah menyangkut masalah etika. Dasar pikiran
teologisnya mempunyai pandangan moralistic tentang kehidupan. Kenyataan
kehidupan yang utama dan tidak bisa dihindari adalah kejelekan. Baik adalah
baik dan jelek adalah jelek.menolak adanya kejelekan yang terpisah sama dengan
mempertalikan atau menghubungkan kejelekan pada tuhan. Ini tidak mungkin. Oleh
karena itu, kejelekan tentu merupakan sesuatu yang berdiri sendiri secara
terpisah. Moralitas Zoroaster diungkapkan dalam tiga kata, yaitu humat, hukht,
dan huvarst. Pikiran baik, perkataan baik dan perbuatan baik.
Dalam
teks yang di nisbahkan pada Adhurbadh, orang yang sering dianggap sebagai
pelopor ajaran Zoroaster ortodoks, keseluruhan ditekankan kepada sikap yang
tidak berlebih-lebihan serta menghindari sikap ekstrim, hendaknya manusia
menikmati hal-hal yang baik di dunia sambil mempersiapkan diri, dengan prilaku
yang benar dan masuk bagi kehidupan abadi diakhirat.
Peribadatan
Bentuk
dan isi sembahyang yang dikenal dari praktek yang ada adalah sebagai berikut:
·
Mempersiapkan
diri dengan mencuci wajah, tangan dan kaki dari kotoran debu.
·
Melepas tali kawat suci dan berdiri dengan tali dipegang dengan kedua
tangannya di mukanya, tegak lurus dihadapan penciptanya, matanya menatap symbol
kebajikan, api kemudian berdoa pada ohrmazd(ahura mazda),mengutuk Ahriman
(sambil memukul-mukulkan ujung kawat dengan penghinaan), memasang tali kawat
lagi masih berdoa. Keseluruhan pelaksanaan memakan
waktu lima menit. Di
samping kewajiban individu diatas, para pengikut Zoroaster masih mempunyai
kewajiban bersama yaitu merayakan tujuh macam peringatan hari besar tahunan.
Waktu peringatan berbeda-beda :
§ Pertengahan musim semi
§ Pertengahan musim panas
§ Pertengahan musim dingin
§ Upacara khusus bagi kelahiran
§ Menginjak usia pubertas
§ Perkawinan
§ Kematian
Pengadilan saat kematian
Ajaran
agama Zoroaster tentang nasib roh setelah mati terlihat sangat jelas. Konsep
kitab Avesta memberi dasar ajaran ini dan teks ini telah disalin dengan sedikit
bervareasi di dalam kitab Pahlavi. Setiap roh manusia setelah meninggalkan
kehidupan dunia ini akan bergentayangan menunggu selama tiga hari di dekat
jasad yang sudah menjadi mayat. Pada hari keempat, roh menghadapi pengadilan
diatas ”jembatan pembalasan”, jembatan yang dijaga oleh dewa rashu yang
bertindak sebagai hakim yang secara sangat adil menimbang perbuatan baik dan
buruk manusia. Jika perbuatan baiknya lebih berat, roh tersebut di ijinkan
langsung menuju surge, tetapi jika perbuatan buruknya lebih besar, roh tersebut
ditarik dan dimasukan ke dalam neraka apabila perbuatan baik dan buruknya
seimbang, maka roh tersebut dibawa ke suatu tempat yang bernama hamestagan atau tempat campuran.
Neraka
di dalam agama Zoroaster bukan merupakan tempat penyiksaan abadi. Neraka hanya
bersifat sementara dan merupakan tempat penyucian dari noda-noda dosa. Akhir
penyucian dosa terjadi pada pengadilan(nisab) terakhir pada akhir zaman.
Hari kebangkitan
Sebgaimana
dapat dipahami dari uraian yang telah dikemukakan sebelumnya, pengadilan roh
pada saat kematian hanyalah merupakan suatu pendahuluan bagi pengadilan akhir
hari kiamat. Perhitungan terakhir, menurut agama Zoroaster, juga hanya berupa
tiga hari”penyucian” di dalam logam yang meleleh dan setelah itu roh-roh
terkutuk bangkit dari neraka dan seluruh umat manusia tanpa kecuali berkumpul
dalam surge tempat tinggal ahriman dan syetan-syetan. Tuhan melunakan keadilan
dengan rasa belas kasihan. Dia tidak mempunyai sifat yang kejam dan sama sekali
tidak bisa murka.
Konsepsi
surga menurut agama Zoroaster sangat sederhana,. Surge adalah suatu keadaan
yang kembaki kepada kehidupan dunia yang ideal dipulihkan, suatu kehidupan yang
berpusat disekitar keluarga manusia diaman suami sekali lagi bisa menikmati
keintiman istrinya yang sah dengan disertai anak-anaknya. Kehidupan disurga
adalah penyempuranaan alami daripada kehidupan di dunia dengan kekecualian
manusia tidak lagi mempunyai nafsu makan dan merupakan tempat para roh memujiohramzd
dan Ahmaraspand dengan keras. Disana seluruh keluarga manusia berkumpu dalam
suatu kehidupan abadi dan kenikmatan yang abadi pula.
Konsep Api dalam ajaran agama
Zoroaster
Zoroaster
menganjurkan pengikutnya untuk senantiasa menyalakan api suci di tungku-tungku
api yang terdapat di setiasp kuil peribadatan. Api tersebut harus selalu
menyala dan memancarkan cahaya. Tungku api itu dijaga dan diurus oleh para
prmimpin agama(magi), rohaniwan muda, juga oleh para pendeta kuil. Setiap hari,
mereka selalu memasukan kayu cendana ke dalam tungku api sebanyak lima
kali,atau kayu lain yang mengeluarkan aroma wewangian khas, juga menaburkan
serbuk-serbuk dan cairan wewangian sehingga udara di dalam kuil selalu
terasasegar dan harum semerbak. Mereka juga merapalkan doa dan melaksanakan
ritual keagamaan disekitar api tersebut. dalam tradisi zoroastrianisme, ketika
akan mendirikan sebuah kuil api baru, mereka diharuskan menyalakan api terlebih
dahulu pada Sembilan buah lilin atau obor . nyala api dioborpertsms kemudian disalurkan
untuk nyala api diobor kedua, dan seterusnya hingga pada obor yang kesembilan.
Pengikut Zoroaster meyakini, api yang menyala pada obor terakhir itulah yang
telah sampai pada derajat kesucian api. Dan dari api kesembilan itu mereka
menyalakan api pada tungku kuil baru tersebut.
Ritus kematian Agama
Zoroaster
Zoroasternisme tidak mengizinkan penguburan dan
pembakaran tubuh orang yang telah meninggal karena dianggap akan menodai air, udara, bumi dan api. Mereka menyelenggarakan ritus kematian
dengan menempatkan mayat di atas Dakhma atau Menara Ketenangan (Tower of
Silence). Di sana terdapat pembagian tempat yang jelas bagi kaum
laki-laki, perempuan dan anak-anak. Adapun tahap-tahap yang dilakukan saat
upacara kematian adalah sebagai berikut:
1. Mayat
dibiarkan di dalam sebuah ruangan di rumah selama tiga hari sebelum dibawa ke
Dakhma, tempat untuk melaksanakan upacara kematian.
2. Sesudah
itu, mayat lalu dibawa ke Dakhma atau Menara Ketenangan.
3. Di
sana mayat akan ditelanjangi dan ditidurkan di atas menara yang terbuka dan
dibiarkan agar dimakan oleh burung-burung.
4. Sisa-sisa
tulang kemudian dibuang ke dalam sumur.
Upacara Keagamaan Sehari-hari dan hari raya
untuk melangsungkan upacara keagamaan
sehari-hari, penganut Zoroaster tidak diharuskan pergi ke kuil. Mereka
dapat berdoa di mana saja seperti di gunung-gunung, sungai-sungai,
ladang-ladang ataupun di rumah. Mereka dapat menyampaikan nazar, penyesalan dosa,ungkapan terima
kasih, dan sebagainya. Waktu yang dirasakan tepat untuk melakukan upacara
agama sehari-hari adalah di pagi hari. Zoroastrianisme mempunyai beberapa
hari raya atau disebut Gahambars. Perayaan Tahun Baru (Naw Ruz atauNoruz) merupakan hari raya
yang dirayakan paling meriah. Selain itu, ada juga Festival Seribu Hari (Sada)
yang dirayakan di dekat sungai, Pengenangan akan orang-orang yang telah
meninggal, dan perayaan Ulang Tahun Zoroaster.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar