Rabu, 05 Juni 2013

Responding Paper Mesopotamia


Secara Etimologi Mesopotamia berasal dari Bahasa Yunani yang Artinya “Between the Rivers” yaitu Dua Sungai. Sungai yang dimaksud adalah Sungai Tigris dan Sungai Eufrat. Dilihat dari kondisi Geografi disebelah Utara Mesopotamia dibatasi oleh bukit-bukit, gunung-gunung batu, dan area pertanian. Sedangkan disebelah Selatan Mesopotamia dihiasi dengan rawa yang luas dan tanah tandus.
Berabad-abad lamanya Mesopotamia telah menjadi pusat akulturasi terbesar yang pernah ada karena telah terjadi migrasi besar ke arah Mesopotamia dari berbagai arah seperti Arabia dan Mesir. Maka tidaklah heran jika Mesopotamia menjadi daerah yang memiliki banyak keragaman contohnya dalam hal Hukum, hukum yang berlaku adalah “hierarchies of deities” yakni hukum “Para Dewa” baik yang bersifat Indigenos maupun Imigran.
Dari Timeline dapat dilihat bahwa Mesopotamia memiliki tiga Peradaban bangsa besar yaitu :
1.         Bangsa Sumeria
2.         Bangsa Akkadia
3.         Bangsa Amori (Babilonia)
4.         Bangsa Assyiria
1.         Bangsa Sumeria
Bangsa Sumeria merupakan bangsa pribumi Mesopotamia mereka telah ada sejak 5000 SM, peradaban Sumeria berhasil kepada titik puncak pada tahun 2000 SM sekaligus abad kehancurannya, pada fase berikutnya Bangsa Sumeria bercampur baur dengan peradaban yang datang kemudian ke Mesopotamia semisal Akkadia, Babylonia (amori) dan Asyyiria.
Bangsa Sumeria terkenal akan kemampuannya dalam bidang agraris dan ternak hewan, selain daripada itu mereka mampu menciptakan teknik penulisan “paku”  sekitar tahun 3000 SM. Teknik pembuatannya dilakukan diatas lempengan-lempengan tanah liat yang kemudian dibakar, tulisan paku itu membentuk pola garis horizontal, vertical atau diagonal dan berakhir membentuk segitiga kecil. Dari tulisan inilah para peneliti sejarah menemukan lebih dari seribu lempengan tulisan paku yang menceritakan politik, sastra ekonomi hukum hingga keyakinan bangsa sumeria, Selain ahli dalam penulisan mereka pun ahli dalam masalah ukiran kayu. 
2.         Bangsa Akkadia
Bangsa Akkadia adalah bangsa semit yang berimigrasi dari Jazirah Arab ke wilayah Irak Tengah (Akkad) pada millennium ke-3 SM, masa keemasan Dinasti Sumeria berakhir dengan penyatuan wilayah kerajaan-kerajaan tersebut dalam satu kesatuan dibawah kekuasaan Raja Kish yang dikenal dengan masa Lugalzagezi.
Seperempat abad setelah itu Munculah raja pertama dari Imperium Akkadia dia adalah King Sargon (Shargoni-Shar-Ali), ia mendirikan sebuah kota yang bernama Akkadah sekaligus menjadikannya Ibu Kota dari Mesopotamia. Secara teori peradaban Akkadia banyak dipengaruhi oleh peradaban Sumeria seperti perhitungan kalender tahunan berdasarkan bulan, hitungan bilangan, timbangan, jarak dan lainnya, bahkan bangsa Akkadia mampu membuat alat-alat dari bahan tembaga dan merakit kendaran perang.
Pada kenyataannya bangsa Akkadia tidak pernah mengenal tulisan, karena mereka terbiasa dengan tradisi oral (percakapan) akan tetapi lambat laun mereka mulai mengerti akan pentingnya sebuah aksara untuk menulis bahasa mereka yaitu Bahasa Arami.
3.         Bangsa Assyiria
Bangsa Assyira adalah bangsa semit yang hijrah dari semenanjung Arab pada millennium ke-3 SM dan menetap disebuah tempat yang dikenal dengan (benteng Sharqat atau Asyur) diwilayah timur Laut Mesopotamia. Pada Masa Akkadia, Assyiria merupakan sektor politik dan kebudayaan Akkadia, barulah pada millennium ke-2 SM bangsa Assyria tampil sebagai kekuatan politik terbukti ketika mereka barhasil menundukkan bangsa Mitanni, Hitties, Alcahien.
Shalmaneser I adalah orang pertama yang mendirikan Negara Assyria (1206-1280 SM) putranya, Tukulti-Ninurta I, termasuk salah satu raja Assyiria yang paling terkemuka terutama ketika memerangi Babylon. Imperium Assyiria mencapai puncaknya selama pemerintahan Sargon II  karena kekuatan militernya tidak tertandingi.
Bangsa Assyiria dikenal sebagai bangsa yang pandai membuat kendaran, tank, dan berbagai alat pendobrak, selain dari pada itu gaya arsitektur Assyiria memiliki cirikhas tersendiri dan sangat Indah.
KEPERCAYAAN BANGSA MESOPOTAMIA/BABILONIA
a.         Kerajaan Sumeria
Bangsa Sumeria adalah bangsa yang merintis peradaban Mesopotamia. Bangsa ini berkuasa sekitar tahun 3500 SM. Mereka berasal dari daerah di sekitar Teluk Persia. Bangsa ini menganut kepercayaan politeisme atau mempercayai adanya banyak dewa. Dewa-dewa tersebut, diantaranya, Uruk (Dewa Langit), Nippur (Dewa Bumi), dan Eridu (Dewa Air).
Upacara/ ritual keagamaan Bangsa Sumeria (Mesopotamia):
Pertama, ritual yang dimaksudkan untuk memuliakan dan mengagungkan Dewa serta memohon belas kasih, misalnya mempersembahkan hadiah berupa gandum, minyak binatang ternak dan lain sebagainya termasuk pula melakukan doa-doa dan upacara-upacara suci, kendati sebagian besar kebiasaan mereka terbentuk oleh ritual agama tersebut, terutama pujian-pujian kepada dewa Enlil.
Kedua, ritual negatif yang dimaksudkan untuk menangkal bahaya dan untuk melawan musuh misalnya, menulis mantra, menulis jimat, melakukan praktik-praktik magis dan ilmu sihir yang dilakukan beberapa para normal yang mengkalaim bisa mengusir roh jahat.
Ketiga, ritual yang bersifat penangkal yang bertujuan untuk mengetahui berbagai peristiwa penting seseorang dimasa depan sehingga dia dapat mempersiapkannya. Ritual ini dilakukan dengan berbagai cara berikut ini dua diantaranya yaitu melalui anatomi hati binatang dan memantau pergerakan planet dan bintang. Bangsa Sumeria mempercayai bahwa nasib manusia ditandai dengan tanda khusus pada hati binatang. Pada saat bangsa Sumeria mempersembahkan korbannya kepada dewa di kuil maka peramal mengambil hati binatang tersebut lalu memeriksanya secara cermat, baik komposisi, bentuk, struktur, maupun kondisinya guna mendapatkan hasil berupa nasib yang telah digariskan takdir pada seseorang.
Kuil/ Tempat peribatan bangsa Sumeria
Bangsa Sumeria melakukan ritual penyembahan di Zagora/Ziggurat yaitu kuil yang dibangun diatas bukit buatan dipusat kota berbentuk menara megah yang terdiri dari beberapa tingkat yang bagian luarnya dikelilingi jalan setapak menanjak dan melingkar hingga sampai kealtar yang berada paling atas. Sementara disisi kuil terdapat rumah dewa yang didalamnya hanya diisi patung-patung dewa, rumah-rumah paranormal dan para pekerja kuil, serta pusat perdagangan yang memamerkan kemegahan dan kemajuan kuil. Bangsa Sumeria membangun kuil-kuil yang megah dan indah di kota-kota mereka agar dewa menyukai mereka. Kuil-kuil tersebut mereka bangun sangat tinggi karena mereka percaya, semakin tinggi kuil semakin dekat mereka dengan dewa. Tinggi kuil-kuil tersebut mencapai 88 meter.
Ziggurat merupakan kuil yang dibangun dengan menara yang disusun berbata-bata dengan tujuan untuk menghubungkan Bumi dan Surga. Tujuan dari pembangunan Ziggurat adalah pusat belajar dan kegiatan agama.
b.         Kerajaan Akkad (2300 SM)
Bangsa Akkad termasuk rumpun bangsa Semit yang berasal dari daerah padang pasir. Mereka bergerak dari daerah yang terletak di sebelah utara daerah Mesopotamia. Di bawah pimpinan Sargon, pasukan bangsa Akkad semakin bertambah kuat dan melakukan serangan serta berhasil menduduki daerah Mesopotamia dengan mengalahkan Kerajaan Sumeria.
Dengan kemenangan tersebut bangsa Akkad tidak lagi menjadi bangsa pengembara. Mereka mulai hidup menetap di daerah Mesopotamia. Walaupun bangsa Akkad berhasil memenangkan perang tersebut, tetapi mereka mengambil dan meniru kebudayaan bangsa Sumeria. Bahkan mereka berintegrasi dengan penduduk yang ditaklukkannya.
c.         Kerajaan Amori (1850 SM)
Kota Babylonia dibangun oleh bangsa Amori di bawah pimpinan Sumuabum. Letak Kota Babylonia dekat dengan Kota Kish. Bangsa Amori tampil sebagai penguasa baru di Mesopotamia. Raja yang terkenal dari Kerajaan Babylonia (Lama) ini adalah Hammurabi (1850 SM). Raja Hammurabi terkenal dengan hukumnya, yaitu Hukum Hammurabi.
Hampir setiap negara dan kota mempunyai dewa-dewa sendiri. Sungguhpun demikian ada tiga dewa yang penting yaitu  Anu (Uruk) Dewa langit, Ea (Eridu) Dewa air, dan Enlil (Nippur) Dewa bumi. Dari ketiga dewa itu Enlil yang paling berkuasa. Akan tetapi sejak bangsa Amori berkuasa, maka dewa bangsa Amori yaitu Marduk menjadi dewa yang paling berkuasa. Marduk adalah nama lain dari Shamash (Dewa matahari). Kedudukan Marduk  pun semakin penting. Orang Amoria percaya bahwa Marduk adalah dewa yang bijaksana. ia akan melindungi orang baik dan mnghukum orang jahat. Marduk  tidak saja menjadi dewa Babilonia, tetapi menjadi dewa yang paling berkuasa untuk seluruh mesopotamia. Marduk menjadi dewa utama bangsa-bangsa kassit, Asiria, khaldea, bahkan kemudian juga diakui oleh bangsa persia dan Masedonia (semasa iskandar agung).
Bangsa Amori menjalankan kepercayaan mereka sebagaimana bangsa Sumeria. Mereka menyembah dewa-dewa Sumeria dan menjalankan ritual-ritual keagamaan Sumeria, masyarakat Amori juga membangun kuil-kuil menyerupai Ziggurat yang sebelumnya banyak didirikan dikota-kota Sumeria.
d.         Kerajaan Assyria (Assur)
Rasa keagamaan bangsa Assyria tidak mengakar kuat dalam diri mereka. Karenanya bangsa Assyria mengadopsi ibadah, ritual dan dewa-dewa bangsa tetangga, seperti Sumeria, Akkadia, Babilonia dan Arami. Namun diantara semua bangsa tersebut, mereka unggul dibidang pembangunan dibidang kuil dan menara-menara menjulang tinggi. Selain itu mereka tetap menyembah dewa mereka yaitu Ashur yang dilambangkan dengan bulatan matahari bersayap. Lambang tersebut awalnya merupakan simbol asli bangsa mesir tetapi kemudian diadopsi oleh bangsa Hittites lalu diambil bangsa Assyria.
Kehidupan setelah kematian:
Mereka tidak percaya adanya kehidupan setelah kematian, perhitungan akhir, hukuman dan pahala. Karenanya perilaku hidup mereka tidak terpengaruh dengan kepercayaan tersebut. Begitu juga nilai-nilai moral serta hubungan sosial diantara mereka, tidak berkembang berdasarkan kepercayaan tadi. Mereka mengubur orang yang telah meninggal dibawah rumah atau dibawah lantai rumah. Dalam hal ini mereka mengikuti bangsa Sumeria.
Pada masyarakat bangsa Sumeria terdapat kepercayaan, bahwa manusia setelah mati akan hilang. Hal ini dijelaskan dalam cerita Gilgamesh. Cerita itu pada hakikatnya mempunyai kesimpulan bahwa hidup abadi di dunia ini tidak ada.
Kisah diciptakannya Bumi dan kubah angkasa

Anum (An), dewa langit telah mengalami kekalahan ketika berhadapan dengan tentara Tiamat dan baru menang sesudah seorang pahlawan kanak-kanak muncul dari air yaitu Marduk Dewa tentara dan penguasa peperangan. Kemudian Marduk menuju kepada Tiamat untuk dipotong menjadi dua bagian. dari separuhnya dibuatlah Bumi dan dari separuhnya yang lain dibuatlah kubah angkasa. Kemudian tawanan-tawanannya diikat dalam kubah tersebut, dimana mereka tidak bisa meninggalkannya kecuali dengan seizinnya. Dan ia mengangkat dewa-dewa yang disukainya kelangit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar