Secara Etimologi Mesopotamia berasal dari Bahasa Yunani yang
Artinya “Between the Rivers” yaitu Dua Sungai. Sungai yang dimaksud adalah
Sungai Tigris dan Sungai Eufrat. Dilihat dari kondisi Geografi disebelah Utara
Mesopotamia dibatasi oleh bukit-bukit, gunung-gunung batu, dan area pertanian.
Sedangkan disebelah Selatan Mesopotamia dihiasi dengan rawa yang luas dan tanah
tandus.
Berabad-abad lamanya Mesopotamia telah menjadi pusat akulturasi
terbesar yang pernah ada karena telah terjadi migrasi besar ke arah Mesopotamia
dari berbagai arah seperti Arabia dan Mesir. Maka tidaklah heran jika
Mesopotamia menjadi daerah yang memiliki banyak keragaman contohnya dalam hal
Hukum, hukum yang berlaku adalah “hierarchies of deities” yakni hukum “Para
Dewa” baik yang bersifat Indigenos maupun Imigran.
Dari Timeline dapat dilihat bahwa Mesopotamia memiliki tiga
Peradaban bangsa besar yaitu :
1. Bangsa Sumeria
2. Bangsa Akkadia
3. Bangsa Amori
(Babilonia)
4. Bangsa Assyiria
1. Bangsa Sumeria
Bangsa Sumeria merupakan bangsa pribumi Mesopotamia mereka telah
ada sejak 5000 SM, peradaban Sumeria berhasil kepada titik puncak pada tahun
2000 SM sekaligus abad kehancurannya, pada fase berikutnya Bangsa Sumeria
bercampur baur dengan peradaban yang datang kemudian ke Mesopotamia semisal
Akkadia, Babylonia (amori) dan Asyyiria.
Bangsa Sumeria terkenal akan kemampuannya dalam bidang agraris dan
ternak hewan, selain daripada itu mereka mampu menciptakan teknik penulisan
“paku” sekitar tahun 3000 SM. Teknik
pembuatannya dilakukan diatas lempengan-lempengan tanah liat yang kemudian
dibakar, tulisan paku itu membentuk pola garis horizontal, vertical atau
diagonal dan berakhir membentuk segitiga kecil. Dari tulisan inilah para
peneliti sejarah menemukan lebih dari seribu lempengan tulisan paku yang
menceritakan politik, sastra ekonomi hukum hingga keyakinan bangsa sumeria,
Selain ahli dalam penulisan mereka pun ahli dalam masalah ukiran kayu.
2. Bangsa Akkadia
Bangsa Akkadia adalah bangsa semit yang berimigrasi dari Jazirah
Arab ke wilayah Irak Tengah (Akkad) pada millennium ke-3 SM, masa keemasan
Dinasti Sumeria berakhir dengan penyatuan wilayah kerajaan-kerajaan tersebut
dalam satu kesatuan dibawah kekuasaan Raja Kish yang dikenal dengan masa
Lugalzagezi.
Seperempat abad setelah itu Munculah raja pertama dari Imperium
Akkadia dia adalah King Sargon (Shargoni-Shar-Ali), ia mendirikan sebuah kota
yang bernama Akkadah sekaligus menjadikannya Ibu Kota dari Mesopotamia. Secara
teori peradaban Akkadia banyak dipengaruhi oleh peradaban Sumeria seperti
perhitungan kalender tahunan berdasarkan bulan, hitungan bilangan, timbangan,
jarak dan lainnya, bahkan bangsa Akkadia mampu membuat alat-alat dari bahan
tembaga dan merakit kendaran perang.
Pada kenyataannya bangsa Akkadia tidak pernah mengenal tulisan,
karena mereka terbiasa dengan tradisi oral (percakapan) akan tetapi lambat laun
mereka mulai mengerti akan pentingnya sebuah aksara untuk menulis bahasa mereka
yaitu Bahasa Arami.
3. Bangsa Assyiria
Bangsa Assyira adalah bangsa semit yang hijrah dari semenanjung
Arab pada millennium ke-3 SM dan menetap disebuah tempat yang dikenal dengan
(benteng Sharqat atau Asyur) diwilayah timur Laut Mesopotamia. Pada Masa
Akkadia, Assyiria merupakan sektor politik dan kebudayaan Akkadia, barulah pada
millennium ke-2 SM bangsa Assyria tampil sebagai kekuatan politik terbukti
ketika mereka barhasil menundukkan bangsa Mitanni, Hitties, Alcahien.
Shalmaneser I adalah orang pertama yang mendirikan Negara Assyria
(1206-1280 SM) putranya, Tukulti-Ninurta I, termasuk salah satu raja Assyiria
yang paling terkemuka terutama ketika memerangi Babylon. Imperium Assyiria
mencapai puncaknya selama pemerintahan Sargon II karena kekuatan militernya tidak tertandingi.
Bangsa Assyiria dikenal sebagai bangsa yang pandai membuat kendaran,
tank, dan berbagai alat pendobrak, selain dari pada itu gaya arsitektur
Assyiria memiliki cirikhas tersendiri dan sangat Indah.
KEPERCAYAAN BANGSA MESOPOTAMIA/BABILONIA
a. Kerajaan
Sumeria
Bangsa
Sumeria adalah bangsa yang merintis peradaban Mesopotamia. Bangsa ini berkuasa
sekitar tahun 3500 SM. Mereka berasal dari daerah di sekitar Teluk Persia.
Bangsa ini menganut kepercayaan politeisme atau mempercayai adanya banyak dewa.
Dewa-dewa tersebut, diantaranya, Uruk (Dewa Langit), Nippur (Dewa Bumi), dan
Eridu (Dewa Air).
Upacara/ ritual keagamaan Bangsa Sumeria
(Mesopotamia):
Pertama, ritual yang dimaksudkan untuk memuliakan dan mengagungkan
Dewa serta memohon belas kasih, misalnya mempersembahkan hadiah berupa gandum,
minyak binatang ternak dan lain sebagainya termasuk pula melakukan doa-doa dan
upacara-upacara suci, kendati sebagian besar kebiasaan mereka terbentuk oleh
ritual agama tersebut, terutama pujian-pujian kepada dewa Enlil.
Kedua, ritual negatif yang dimaksudkan untuk menangkal bahaya dan
untuk melawan musuh misalnya, menulis mantra, menulis jimat, melakukan
praktik-praktik magis dan ilmu sihir yang dilakukan beberapa para normal yang
mengkalaim bisa mengusir roh jahat.
Ketiga,
ritual yang bersifat penangkal yang bertujuan untuk mengetahui berbagai
peristiwa penting seseorang dimasa depan sehingga dia dapat mempersiapkannya.
Ritual ini dilakukan dengan berbagai cara berikut ini dua diantaranya yaitu
melalui anatomi hati binatang dan memantau pergerakan planet dan bintang.
Bangsa Sumeria mempercayai bahwa nasib manusia ditandai dengan tanda khusus
pada hati binatang. Pada saat bangsa Sumeria mempersembahkan korbannya kepada
dewa di kuil maka peramal mengambil hati binatang tersebut lalu memeriksanya
secara cermat, baik komposisi, bentuk, struktur, maupun kondisinya guna
mendapatkan hasil berupa nasib yang telah digariskan takdir pada seseorang.
Kuil/ Tempat peribatan bangsa Sumeria
Bangsa Sumeria melakukan ritual penyembahan di Zagora/Ziggurat
yaitu kuil yang dibangun diatas bukit buatan dipusat kota berbentuk menara
megah yang terdiri dari beberapa tingkat yang bagian luarnya dikelilingi jalan
setapak menanjak dan melingkar hingga sampai kealtar yang berada paling atas. Sementara disisi kuil terdapat rumah dewa
yang didalamnya hanya diisi patung-patung dewa, rumah-rumah paranormal dan para
pekerja kuil, serta pusat perdagangan yang memamerkan kemegahan dan kemajuan
kuil. Bangsa Sumeria membangun kuil-kuil yang megah dan indah di kota-kota
mereka agar dewa menyukai mereka. Kuil-kuil tersebut mereka bangun sangat
tinggi karena mereka percaya, semakin tinggi kuil semakin dekat mereka dengan
dewa. Tinggi kuil-kuil tersebut mencapai 88 meter.
Ziggurat merupakan kuil yang dibangun
dengan menara yang disusun berbata-bata dengan tujuan untuk menghubungkan Bumi
dan Surga. Tujuan dari pembangunan Ziggurat adalah pusat belajar dan kegiatan
agama.
b. Kerajaan Akkad
(2300 SM)
Bangsa Akkad termasuk rumpun bangsa Semit yang berasal dari daerah
padang pasir. Mereka bergerak dari daerah yang terletak di sebelah utara daerah
Mesopotamia. Di bawah pimpinan Sargon, pasukan bangsa Akkad semakin bertambah
kuat dan melakukan serangan serta berhasil menduduki daerah Mesopotamia dengan
mengalahkan Kerajaan Sumeria.
Dengan kemenangan tersebut bangsa Akkad tidak lagi menjadi bangsa
pengembara. Mereka mulai hidup menetap di daerah Mesopotamia. Walaupun bangsa
Akkad berhasil memenangkan perang tersebut, tetapi mereka mengambil dan meniru
kebudayaan bangsa Sumeria. Bahkan mereka berintegrasi dengan penduduk yang
ditaklukkannya.
c. Kerajaan
Amori (1850 SM)
Kota
Babylonia dibangun oleh bangsa Amori di bawah pimpinan Sumuabum. Letak Kota
Babylonia dekat dengan Kota Kish. Bangsa Amori tampil sebagai penguasa baru di
Mesopotamia. Raja yang terkenal dari Kerajaan Babylonia (Lama) ini adalah
Hammurabi (1850 SM). Raja Hammurabi terkenal dengan hukumnya, yaitu Hukum
Hammurabi.
Hampir
setiap negara dan kota mempunyai dewa-dewa sendiri. Sungguhpun demikian ada
tiga dewa yang penting yaitu Anu (Uruk)
Dewa langit, Ea (Eridu) Dewa air, dan Enlil (Nippur) Dewa bumi. Dari ketiga
dewa itu Enlil yang paling berkuasa. Akan tetapi sejak bangsa Amori berkuasa,
maka dewa bangsa Amori yaitu Marduk menjadi dewa yang paling berkuasa. Marduk
adalah nama lain dari Shamash (Dewa matahari). Kedudukan Marduk pun semakin penting. Orang Amoria percaya
bahwa Marduk adalah dewa yang bijaksana. ia akan melindungi orang baik dan
mnghukum orang jahat. Marduk tidak saja
menjadi dewa Babilonia, tetapi menjadi dewa yang paling berkuasa untuk seluruh
mesopotamia. Marduk menjadi dewa utama bangsa-bangsa kassit, Asiria, khaldea,
bahkan kemudian juga diakui oleh bangsa persia dan Masedonia (semasa iskandar
agung).
Bangsa Amori
menjalankan kepercayaan mereka sebagaimana bangsa Sumeria. Mereka menyembah
dewa-dewa Sumeria dan menjalankan ritual-ritual keagamaan Sumeria, masyarakat
Amori juga membangun kuil-kuil menyerupai Ziggurat yang sebelumnya banyak
didirikan dikota-kota Sumeria.
d. Kerajaan
Assyria (Assur)
Rasa
keagamaan bangsa Assyria tidak mengakar kuat dalam diri mereka. Karenanya
bangsa Assyria mengadopsi ibadah, ritual dan dewa-dewa bangsa tetangga, seperti
Sumeria, Akkadia, Babilonia dan Arami. Namun diantara semua bangsa tersebut,
mereka unggul dibidang pembangunan dibidang kuil dan menara-menara menjulang tinggi.
Selain itu mereka tetap menyembah dewa mereka yaitu Ashur yang dilambangkan
dengan bulatan matahari bersayap. Lambang tersebut awalnya merupakan simbol
asli bangsa mesir tetapi kemudian diadopsi oleh bangsa Hittites lalu diambil
bangsa Assyria.
Kehidupan setelah kematian:
Mereka tidak percaya adanya kehidupan setelah kematian, perhitungan
akhir, hukuman dan pahala. Karenanya perilaku hidup mereka tidak terpengaruh
dengan kepercayaan tersebut. Begitu juga nilai-nilai moral serta hubungan
sosial diantara mereka, tidak berkembang berdasarkan kepercayaan tadi. Mereka
mengubur orang yang telah meninggal dibawah rumah atau dibawah lantai rumah.
Dalam hal ini mereka mengikuti bangsa Sumeria.
Pada masyarakat bangsa Sumeria terdapat kepercayaan, bahwa manusia
setelah mati akan hilang. Hal ini dijelaskan dalam cerita Gilgamesh. Cerita itu
pada hakikatnya mempunyai kesimpulan bahwa hidup abadi di dunia ini tidak ada.
Kisah diciptakannya Bumi dan kubah angkasa
Anum (An), dewa langit telah mengalami kekalahan ketika berhadapan
dengan tentara Tiamat dan baru menang sesudah seorang pahlawan kanak-kanak
muncul dari air yaitu Marduk Dewa tentara dan penguasa peperangan. Kemudian
Marduk menuju kepada Tiamat untuk dipotong menjadi dua bagian. dari separuhnya
dibuatlah Bumi dan dari separuhnya yang lain dibuatlah kubah angkasa. Kemudian
tawanan-tawanannya diikat dalam kubah tersebut, dimana mereka tidak bisa
meninggalkannya kecuali dengan seizinnya. Dan ia mengangkat dewa-dewa yang
disukainya kelangit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar